Kamis, 22 Maret 2012

SEKILAS TENTANG GUS MUHAMMAD BASIS (GMB)

GURU BESAR PADHEPOKAN BHAKTI NUSANTARA
BY ANANTA KZ



Awalnya, dia sangat kondang dengan panggilan Gus Muh. Namun, entah mereka pada “meniru” atau apa, karena tiba-tiba saja, bermunculan nama gus muh-gus muh lain di berbagai tempat. Ada gus muh yang rutin muncul setiap hari Minggu di salah satu TV nasional. Muncul juga beberapa nama gus muh di Yogyakarta, Solo, Sukoharjo, Jakarta, Surabaya dan di berbagai tempat lain. Akhirnya, dia “bersepakat dengan diri sendiri” untuk proklamirkan diri sebagai Gus Muhammad Basis (GMB), meskipun tanpa melalui “slametan/tumpengan” (atas pergantian nama tersebut).

Panggilan “spiritual” tersebut begitu melekatnya, meskipun ia pernah bersekolah “resmi” sampai selesai, di SD, SLTP (di Madrasah Tsanawiyah Negeri—MTsN), SLTA (di Madrasah Aliyah Negeri—MAN I Yogyakarta), S-1 (Fakultas Sastra UGM) dan di S-2 (Program MBA). Dari “sekolah resmi” tersebut, ia “mungkin layak” menyandang “gelar duniawi” semacam Doktorandus (Drs) dan MBA. Sehingga, “nama duniawi”-nya, sering ditulis Drs. Haji Muhammad Basis, MBA. Namun, berbagai orang sering memanggilnya bermacam-macam. Ada yang panggil ia dengan panggilan Mas Basis, Pak Basis, Pak Muh, Gus Muh, Ustadz Muh, Pak Gus Muh dan Ustadz Muhammad Basis.

Malah ia sering dipanggil, oleh beberapa lidah yang ‘keseleo’, dengan panggilan Gus Mus, bahkan Gus Mbuh (dalam bahasa Jawa, kata mbuh mengandung arti tidak karuan alias tidak genah). GMB tidak ngurusi soal panggilan Gus Mus atau Gus Mbuh itu, malah sangat maklumi itu. Semua betul, meski yang ter-benar, nama dia (sejak dilahirkan) adalah Muhammad Basis bin KH. Drs Zam Zam Sucipto, salah satu ulama “istiqomah” di Jawa Tengah.

Gelar “haji” dengan “sangat terpaksa”, sangat sering “dipamer-pamerkan”, karena beberapa alasan. Alasan pertama: faktor ‘adat’ atau ‘budaya’ lokal setempat. Hampir semua orang yang pernah “ber-haji”, mereka gemar memasang gelar haji tersebut, di depan nama asli (atau nama pemberian syech ketika berhaji dulu). GMB mungkin “sekedar ikut-ikutan”. Kalau ikut-ikutan dalam kebaikan, barangkali “tidak berdosa” ?.

Alasan Kedua: faktor GMB taat orang tua. Karena, ayah dan ibu-nya, KH. Drs. Zam-Zam Sutjipto (almarhum) dan Hj. Multazam Mulyani, pernah berpesan : “Silahkan kamu ‘pamerkan’ gelar ‘haji’-mu di depan namamu, semoga kamu selalu eling (ingat) pada Ka’bah, Multazam, Gua Hira, Bukit Uhud, Jumroh, Sa’i, Tahalul dan apa saja yang berkait dengan haji. Semoga, intisari haji dapat lumuri kamu di berbagai aktifitas hidupmu sehari-hari”. Alasan ketiga: faktor “syiar” pada orang-orang yang mampu, tapi mereka “malas” berhaji. Alasan mereka malas ber-haji, sangat mengada-ada. Meski begitu, GMB sungguh sangat risih sering cantumkan gelar haji tersebut.

Moto hidup GMB sederhana-sederhana saja, yaitu : Jobo njero podho (Di luar dan di dalam, sama). Motto atau semboyan ini, mau tak mau, harus GMB pegang, karena ia sangat ingin belajar hidup “seadanya”. Dia sangat jenuh dengan kehidupan berbagai orang yang di berbagai aktifitas dan aspek, mereka di keseharian pada sangat gemar “memakai topeng”. Bahkan “topeng” yang mereka miliki sangat banyak.

Semasa di MTsN, GMB sempat menjadi ketua umum OSIS selama 2 periode. Di MAN I Yogyakarta, ia sempat “menjabat” ketua umum OSIS juga. Saat kuliah, ia aktif di berbagai kegiatan kemahasiswaan (senat mahasiswa, ketua umum majalah jurusan/fakultas, diskusi, seminar, workshop kepenulisan, latihan silat/karate/tenaga dalam/spiritual dan apa saja yang ia minati). Maklum, sebagai mahasiswa yang “sangat haus” berbagai hal dan “mencari bentuk” (jatidiri), apa saja ia lahap. Sejak SD kelas 6 hingga sekarang, ia sangat hobi (saja) “ngalong” (datangi/bergaul dengan santri-santri di pesantren) dan kunjungi tokoh-tokoh “yang miliki kelebihan khusus” untuk diskusi dan “ngangsu kaweruh” berbagai “kaweruhan” (ilmu-ilmu tentang “hakekat hidup”).

Saat ini, suami dari Hj. Nur Arofah, SE., dan ayah dari Mega Agustinee Cahyaning Rahma Sysva, Muhammad Dimas Hilmi Aziz dan Icha Nikmatul Malichah ini, tinggal dengan nyaman di kota Yogyakarta (Berhati Nyaman). Suatu kota di Indonesia yang akan terus kondang sebagai Kota Pelajar, Kota Budaya, Kota Spiritual, Kota Serambi Madinah dan lain sebagainya.

Selain aktif mengisi berbagai acara taushiah, talkshow, kajian spiritual di beberapa stasiun radio dan televisi, GMB juga aktif menulis beberapa buku yang diproduksi CV. Bhakti Nusantara (CV BN), yaitu, antara lain: Berguru Pada Dajjal (Non-Puisi) Berguru Pada Indonesia yang Harus “Bersin Nasional” (Non-Puisi)Berguru Pada Malam Lailatul Qodar (Non-Puisi)Berguru Pada Malam Nishfu Sya'ban (Non-Puisi)Berguru Pada Nabi Khidhir (Non-Puisi)Berguru Pada Ruh dan Jiwa (Non-Puisi)Makrifat Laba- Laba (Non-Puisi)Makrifat Bencana-Bencana (Prosa-Puitik)Makrifat Kepiting (Prosa-Puitik)Makrifat Merah Putih (Kumpulan Puisi)Makrifat Semut (Non-Puisi)Makrifat Topeng (Kumpulan Puisi)Pelatihan Juru Sembuh Profesional (PEJURUS-PRO)--(Non-Puisi)Pelatihan Sistem Reiki Jati Diri (SIRJADI)—(Non-Puisi)Rahasia Sukses dengan Manajemen Jati Diri (Non-Puisi); dan beberapa karya lain yang tidak perlu disebutkan di lembar ini.

Berkat karunia-Nya, 15 September 2005, GMB meluncurkan Album ‘Manajemen Jati Diri – Gus Muhammad Basis’ yang diproduksi oleh tim kreatif BHAKTI NUSANTARA KREASI (BN-KREASI) Yogyakarta dan digandakan oleh YASIIN MUSIC INDONESIA Bandung. Album yang sarat dengan muatan relijius ini, diproduksi 5 ( lima) judul sekaligus dengan corak dan isi yang berbeda antara satu kaset dengan yang lain dan materinya berdiri sendiri, yaitu : MEDITASI PENYEMBUHAN DIRI, MENEMUKAN JATI DIRI MELALUI MEDITASI ZIKIR, RAIH SUKSES HIDUP DENGAN KEKUATAN PIKIRAN, PENYEMBUHAN STRES MELALUI MEDITASI JATI DIRI dan ZIKIR HAKEKAT JATI DIRI.

Beberapa aktifitas GMB saat ini, antara lain : Guru Besar Pusat Penggalian Jati Diri (Puspajati) BHAKTI NUSANTARA (BN) Yogyakarta, Pengasuh Majelis Samudera Istighfar (MASAIS), Dirut Lembaga Latihan Kerja Yayasan Cipto Bhakti Husodo (YCBH) Yogyakarta, Dirut CV. Bhakti Nusantara, Dirut PT. Sisfa Medica, Pendiri Akademi Analis Kesehatan Cipto Bhakti Husodo, Mantan Ketua Umum Himpunan Lembaga Latihan Seluruh Indonesia (HILLSI), Ketua Umum Pengurus Daerah Institut Ju Jitsu Indonesia (IJI) Prop. DIY, Ketua Kelompok Bimbingan Ibadah Haji & Umroh “ZAM-ZAM” dan Pembina Grup Musik Religi “SAPUJAGAD”.

Selain itu, aktif pula sebagai Pemandu/ Instruktur Nasional Pelatihan TEKAJI (Terapi Kekuatan Jiwa – Soul Power Therapy), Me-Ruqyah-Tazkiah Nafs (Me-Ruqyah Jiwa/ Batin), Ruqyah Makaan (Me-Ruqyah Lokasi/ Tempat “Bermasalah”), Tazkiah Ismi (“Mengganti” Nama Orang/ Perusahaan agar lebih “Berkah”), Konsultan Spiritual Berbagai Problem Hidup/ Penyakit (Fisik/ Nonfisik), Dll.

Untuk contact person, hubungi : 0274.782.5040, atau ke Kantor Pusat Penggalian Jati Diri (Puspa Jati) Bhakti Nusantara (BN)/Majelis Samudera Istighfar (MASAIS)/Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Kesehatan Cipta Bhakti Husada (CBH)/Grup Musik “SAPUJAGAD” : Jl. Rejowinangun No. 15 B Yogyakarta (200 Meter Barat Perempatan Rejowinangun) Yogyakarta (Gedung 3 Lantai).

2 komentar:

Perkenalkan saya muhammad trihardono, sangat tertarik untuk kerjasama dengan Al mukarom kyai haji muhammad basis...kami butuh lulusan smk cipta bakti husada

Posting Komentar